Rabu, 23 Mei 2012


PARE
DITINJAU DARI BERBAGAI ASPEK

Makalah
Di Ajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh nilai
dalam mengikuti mata pelajaran sosiologi

http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:dmLihXy30r077M::ridwan202.files.wordpress.com/2009/02/depag-warna.jpg&t=1&h=224&w=226&usg=__Ed-soEmZOuTNlXkC0nc6kQUhwic=
 





OLEH:
NURUL FAJRIYAH GOZALI
Siswa Kelas : X1 Fullday




MADRASAH ALIYA MODEL
BABAKAN CIWARINGIN CIREBON
 JAWA BARAT
2012





KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh swt yang telah memberikan kemapuan kepada penulis untuk menyusun makalah ini.
Sholawat salam semoga tetap mengalir kepada junjungan umat Islam yaitu Nabiyulloh Muhammad saw, kepada para keluarga , sahabat- sabatnya.
            Mulai dari tanggal 8 April 2012 sampai dengan 8 Mei  2012 penulis mengikuti program pembelajaran Bahasa inggris di Kampung inggris yaitu di Pare Kediri Jawa Timur. Selama di Pare penulis ntelah mendapatkan ilmu bahasa inggris dan juga pengalaman yang meliputi berbagai aspek disiplin ilmu pengetahuan. Dari pengalaman- penulis tersebut, penulis berusaha untuk menuangkan dan menguaraikan dalam bentuk makalah yang memang ditugaskan dari Bapak/ Ibu Guru.
            Penulis yakin bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, masih ada kesalahan dan kekurangan baik penyusunan kalimat maupun sistematikanya, maka penulis menerima kritik dan saran dari para pembaca terutama bimbingan dari Bapak/ Ibu Guru. Harapan penulis semoga makalah yang dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dan dapat memberikan informasi tentang keberadaan Kampung Inggris di Pare Kediri Jawa Timur.

                                                                                    Cirebon, 16  Mei  2012

                                                                                    NURUL FAJRIYAH
BAB I
PENDAHULUAN

1.  Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan kehidupan manusia semakin mnudah teruama untuk dapat mewujudkan keinginannya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata mebawa dampak yang luar biasa bagi kemampuan manusia untuk menjalin komunikasi dengan manusia di belahan benua yang lainnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menciptakan era baru yang disebut dengan era globalisasi seperti sekarang ini yang sedang dialamai oleh manusia yang hidup di era sekarang ini. Pada era globalisasi ini manusia dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai dalam berkomunikasi dengan manusia dibelahan benua lain yang memiliki bahasa, kultur, dan budaya yang berbeda- beda. Untuk mengatasi perbedaan bahasa diseluruh dunia ini, masyarakat dunia memiliki kesepakatan bahwa bahasa inggris sebagai bahasa internasional. Bahasa Inggris memiliki fungsi yang yang banyak antara lain; 1). Sebagai alat komunikasi, 2). Sebagai bahasa ilmu pengetahuan, 3). Sebagai bahas Ekonomi dan lain sebagainya.
Bahasa inggris sebagai bahasa ilmu pengetahuan atau dalam pengertian lain, bahasa inggris banyak digunakan untuk mengkomunikasikan ilmu dari para ilmuwan, banyak buku- buku sebagai sumber primer ilmu pengetahuan, yang menggunakan bahasa inggris. Oleh sebab itu maka wajib bagi para pelajar untuk menguasai bahas inggris ini, agar nantinya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi mampu membaca referensi- referensi buku ilmu pengetahuan yang berbahasa inggris. Para pengelola pendidikan semakin sadar akan kebutuhan bagi para peserta didiknya  kedepan, termasuk didalamnya adalah  MAN Model Babakan Ciwaringin – Cirebon. Upaya yang di laksanakan oleh lembaga pendidikan ini adalah dengan mengikutkan peserta didiknya kursus bahasa inggris ke derah Pare – Kediri – Jawa Timur.
Memang sejak dulu daerah Pare – Kediri – Jawa timur  itu terkenal di seluruh pelosok tanah air Indonesia, sebagai kampung inggris dan memang nyatanya penulis selama satu bulan mulai tanggal; 8 April 2012 sampai dengan 8  Mei 2012 mengikuti kursus dan aplikasi bahasa inggris  di Pare – Kediri – Jawa Timur berjumpa dengan anak- anak yang datang ke pare, berasal dari berbagai penjuru indonesis, misalnya dari Bali, dari Lombok Nusa Tenggara Barat, dari Bangka Belitung Sumatra Selatan bahkan ada yang berasal dari perancis.
Dari latar belakang yang penulis uraikan dan merupakan kenyataan yang penulis alami selama berada di daerah Pare  kediri Jawa Timur tersebut dan akan penulis uraikan dalam BAB II Pembahasan, meliputi berbagai aspek ilmu pengetahuan antara lain sebagai berikut ;







BAB II
PEMBAHASAN

1.   Aspek Sejarah dan Budaya
Kecamatan Pare menjadi terkenal di seluruh dunia karena di sinilah antropolog kaliber dunia, Clifford Geertz - yang saat itu masih menjadi mahasiswa doktoral - melakukan penelitian lapangannya yang kemudian ditulisnya sebagai sebuah buku yang berjudul The Religion of Java. Dalam buku tersebut Geertz menyamarkan Pare dengan nama "Mojokuto". Di Pare, antropolog ini sering berdiskusi dan berkonsultasi dengan Bapak S. Sunuprawiro (alm), waktu itu menjadi wartawan Jawa Pos. Pak Sunu merupakan salah satu narasumber yang membantu antropolog tersebut dalam menyelesaikan bukunya. Pare termasuk kota lama. Ini terbukti dari keberadaan dua candi tidak jauh dari pusat kota, yakni Candi Surowono dan Candi Tegowangi, serta keberadaan patung "Budo" yang berada tepat di pusat kota. Ketiga peninggalan ini membuktikan bahwa Pare telah lahir ratusan tahun lalu. Hanya sampai sekarang belum diketahui dengan pasti kapan kota Pare berdiri dan siapa pendirinya.
a.   http://jalankemanagitu.files.wordpress.com/2010/05/02022009748.jpg?w=470&h=352 Candi Tegowangi




Candi tegowangi terletak di Desa Tegowangi, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Letaknya sekitar 4 kilometer dari pusat kota Pare, Kediri. Tak sulit menjangkau candi ini karena letaknya hanya satu kilometer dari jalan raya Pare–Mbogo. Tinggi Candi Tuguwangi  sekarang hanya 4,35 meter, dan berukuran 11,20 x 11,20 meter.
Menurut kitab pararaton, candi ini merupakaan tempat pendhermaan Bhre Matahun. Sedangkan dalam kitab negara kertagama dijelaskan bahwa Bhre Matahun meninggal tahun 1310 C (1388 M), maka diperkirakan candi ini dibangun pada tahun 1400 di masa majapahit, karena pendhermaan seorang raja dilakukan 12 tahun setelah sang raja meninggal dengan upacara Srada. Secara umum candi tegowangi berbentuk bujur sangkar dan menghadap ke barat. Pondasinya terbuat dari bata, sedangkan balur kaki dan sebagian tubuh yang tersisa terbuat dari batu andesit. Bagian kaki candi berlipit dan berhias. Tiap sisi kaki candi ditemukan tiga panil tegak yang dihiasi raksasa(gana) duduk jongkok, kedua tangan diangkat ke atas seperti mendukung bangunan candi. Di atasnya terdapat tonjolan-tonjolan berukir melingkari kaki candi. Di atas candi terdapat sisi genta yang berhias. Sekeliling tubuh candi dihiasi relief cerita Sudamala yang berjumlah 14 panil, yaitu 3 panil di sisi utara, 8 panil di sisi barat, dan 3 panil di sisi selatan. Cerita ini berisi tentang pensucian Dewi Durga dalam bentuk jelek dan jahat menjadi bentuk Dewi Uma dalam bentuk baik yang dilakukan oleh Sadewa, Bungsu Pandawa.
Di halaman candi terdapat beberapa arca, yaitu Parwati, Ardhanari, Garuda berbadan manusia, dan sisa-sisa bangunan candi di sudut tenggara. Candi ini diyakini sebagai candi beraliran agama hindu.di sebelah kiri pintu masuk candi ini terdapat budidaya lebah madu. Jadi kalau anda mengunjungi tempat ini anda bisa membawa oleh-oleh madu asli.
http://jalankemanagitu.files.wordpress.com/2010/05/02022009746.jpg?w=300&h=225
http://jalankemanagitu.files.wordpress.com/2010/05/02022009749.jpg?w=300&h=225http://jalankemanagitu.files.wordpress.com/2010/05/02022009744.jpg?w=300&h=225
b.      Candi Surowono
Tidak jauh dari dusun Templek tersebut terdapat sebuah area candi Surowono, Candi Surowono secara administrasi terletak di Desa Canggu, kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Propinsi Jawa Timur. Candi ini diperkirakan oleh para arkeologi merupakaan pendharmaan Bhre Wengker dari masa Majapahit. Seperti yang terawat dalam kitabnegara Kertagama bahwa Bhre Wengker meninggal pada tahun 1388 M di dharmakan di Curubhana. Candi ini diperkirakan didirikan pada tahun 1400 M karena pendharmaan seorang Raja dilakukan setelah 12 tahun raja itu meninggal setelah dilakukan upacara Srada. Candi ini berdenah bujur sangkar menghadap ke barat berukuran 7,8 x 7,8 m dengan tinggi 4,72 meter. Bagian pondasinya terbuat dari bata sedalam 30 cm dari permukaan tanah. Secara vertical arsitekturnya terdiri dari bagian kaki dan tubuh terbuat dari batu andesit, sedangkan atapnya sudah runtuh. Candi Surowono berbentuk bujur sangkar, bentuk candi ini Tambun berbeda dengan bentuk candi - candi periode Majapahit lainnya yang langsing ataupun ramping. Pada keempat sudut candi terdapat raksasa (gana) duduk jongkok lengan menyunggi ke atas seakan - akan mendukung Prasawyapatha. Dibagian kaki terdapat relief binatang dan cerita tantri. Relief tersebut berupa lembu dan buaya, burung dengan yuyu, singa dengan petani, ular dengan binatang berkaki empat, gajah dengan badak, orang dengan kera, kijang dengan burung, serigala, naga, kura - kura, itik dan ikan.
Salah Satu Relief Gana yang Ada disudut Candi terlihat disisi yang lain Relief Gana yang telah kehilangan kepalanya. Kemudian di masing - masing sisi terdapat tiga panil relief, sebuah panil besar diapat dua panil kecil. Panil - panil besar dan panil kecil yang berada disudut barat daya berelief cerita Arjuna Wiwaha. Penggambaran Reliefnya Arjuna diikuti dua punakawan menghadapi babi hutan yang terkena anak panah. Tangan Kanan Arjuna menunjuk anak panah dan tangan kiri berada di pinggannya. Di depan babi berdiri Batara Siwa, tangan kanan dipinggangnya tangan kiri memegang busur.
Disisi yang lain panil kecil yang berada disudut timur laut berilief cerita Bubuksah. Penggambarannya ada dua orang duduk berhadapan. Panil kecil di sudut tenggara berelief cerita Sri Tanjung. Penggambarannya ada seorang wanita naik ikan (Sri Tanjung) seorang laki - laki duduk, pergelangan kaki kiri diletakkan dipaha kanan (Sidapaksa duduk di tepi sungai yang dilalui roh Sri Tanjung). Pada bagian tubuh terdapat hiasan tonjolan- tonjolan bunga teratai (Padma). Berdasarkan relief ceritanya Candi Surowono berlatar belakang Agama Hindu. Sementara disekitar area masuk terdapat potongan - potongan dari bagian candi yang tampak disusun dalam satu area yang membujur disepanjang jalan masuk candi. Disana terdapat beberapa potongan dari bagian - bagian candi baik kepala patung atau bagian yang lainnya.
c.       Gua Surowono
                   Pintu masuk Gua ini terletak di bawah rumpun bambu yang ada di dusun Mbloran, panorama alam dusun Mbloran sangat eksotis, jalanan masih alami tanah dengan rerumputan yang tumbuh di sisi kanan kirinya, kesuburan terlihat didusun ini, hamparan sawah yang luas menghijau, tampak bahwa daerah ini amat tercukupi dari segi pengairannya. Dibawah desa ini mengalir sungai bawah tanah dalam rangkaian bangunan candi surowono yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai Gua Surowono. Konon Gua bawah tanah ini adalah tempat persembunyian pasukan kerajaan dari musuh. sehingga pasukan raja selalu menang dalam pertempuran, mereka memanfaatkan Gua bawah tanah ini untuk menyerang musuh sewaktu2 apabila musuh lengah, terowongan ini juga menjadi tempat tingggal raja untuk sementara disaat situasi genting. Akses menuju lokasi ini tidak sulit, dari kota pare dapat ditempuh dengan mobil, motor bahkan sepeda pancal, tetapi alangkah baiknya kita menggunakan sepedah pencal karena hal yang unik dan patut kita contoh di kota kediri, Pare dan sekitarnya adalah budaya menggunakan sepeda. Jalanan penuh dengan orang yang menggunakan sepeda dan pejalan kaki, repot sekali kalau kita menggunakan motor. Setiap 10 m sekali ditemukan banyak bengkel sepeda dan biasanya sekaligus tempat penyewaan sepeda.Perjalanan susur Gua ini sangat menantang, karena Hanya bisa dipakai satu jalur, tidak bisa dipakai 2 arah. Apabila kita sedang berada didalam Gua dan kebetulan bertemu dengan rombongan dari arah lain, maka harus ada rombongan yang mau mengalah. Dan yang paling penting sediakan senter dengan cadangan batrerai yang cukup.
Perjalanan menyusuri gua ini dilakukan dengan dengan 4 macam cara yaitu berjalan normal/berdiri, di pintu ke-2 berjalan sambil jongkok, pintu ke-3 berjalan sambil duduk, dan pintu ke-4 terakhir harus sambil merangkak/ berenang. Untuk Masuk pintu pertama pun juga harus hati-hati, karena pintu goa kedalamannya 5m dari permukaan tanah. Airnya jernih, banyak ikan kecil berenang juga. Mata air banyak ngalir dari celah rumpunan bambu.
http://4.bp.blogspot.com/-YBw-AouudeM/Tuic4rXDI1I/AAAAAAAABhw/CYiywSgukIg/s400/IMG_9369.JPG
Untuk jalur 1 Bagian dalam gua airnya mengalir cukup deras, banyak batuan tajam, harus berhati2 karena kaki akan mudah terluka.
http://4.bp.blogspot.com/-bPSxonTXoLM/Tuid6T28-iI/AAAAAAAABh8/iWOLEt5ptj0/s400/IMG_9381.JPG

Masuk ke jalur 2, harus berjalan merunduk. Karena atap gua lebih rendah, pada dinding goa, terdapat banyak ceruk atau semacam ruangan, cukup gelap dan dingin. Konon ceruk2 ini digunakan untuk bertapa. Disepanjang gua terdapat banyak jalan bercabang, sangat berpotensi menyesatkan bagi yang menyusurinya.

http://2.bp.blogspot.com/-fQ_-xM65Tms/Tuie3PkrE2I/AAAAAAAABiI/W-CEXPz276I/s400/IMG_9392.JPG
Di jalur ke-3 ini bener-bener jalan sambil jongkok, lorongnya lebih sempit dari jalur gua sebelumnya. Aliran Airnya teramat deras, dan kedalamannya setinggi dada orang dewasa. Untuk jalur ini harus lebih extra hati2. Agar tidak tersesat karena banyaknya jalan bercabang maka yang perlu diperhatikan adalah mengikuti kemana air mengalir.

http://3.bp.blogspot.com/-IRqN13T35AE/Tuiga5HBgDI/AAAAAAAABiU/gaaA6bgL15g/s400/IMG_9390.JPG
Masuk jalur ke-4 kita harus dilakukan dengan merangkak, atau berenang. Dibutuhkan keberanian dan ketrampilan khusus untuk melewati jalur 4 ini. Serangkaian Perjalanan unik ini cukup memicu adrenalin, dan terlebih lagi adalah sisi historisnya yang menarik, yang menghanyutkan kita seolah berada pada masa kejayaan pemerintahan Raja Wengker.

d. Simpang Lima Gumul





                                                                                        

Monumen Simpang Lima Gumulmerupakan salah satu ikon baru dari kota kediri,Jawa Timur.berada di persimpangan arah selatan ke Wates/pesantren, Timur Ke Gurah – Utara ke pagu – arah timur laut ke Pare – dan arah ke Barat ke Kota Kediri. Tujuan awal dibangunMonumen Simpang Lima Gumul atau masyarakat sekitar menyingkatnya dengan (SLG) adalah sebagai sentra ekonomi baru di Kabupaten Kediri. Sehingga diharapkan roda perekonomian Kedirimakin bertambah maju dengan adanya ikon baru.Monumen simpang lima gumul merupakan bangunan pertama yang ada di indonesia yang pembangunannya mirip dengan bangunan L’Arch de Triomphe yang berada di paris prancis,mengapa tidak membuat monumen yang menggambarkan ciri khas Kota kediri, bukankah kediri dahulu kala merupakan pusat dari kerajaan besar yaitu kerajaan kediri. Pembangunan monumen Simpang Lima Gumul sendiri diawali pada tahun 2003. Penggagas dari pembangunan monumen simpang lima Gumul sendiri adalah Bupati Kediri, Bapak Sutrisno. Monumen simpang lima gumul ini tepatnya berada di Desa Tugu Rejo, Kecamatan Ngasem,kediri. Ada yang bilang monumen simpang lima gumul ini terinspirasi dari “Jongko Joyoboyo” Raja Kediri abad XII yang ingin menyatukan lima wilayah di Kabupaten Kediri. Secara bangunan fisik monumen Simpang Lima Gumul ini mempunyai luas 804 meter persegi dan dengan tinggi bangunannya mencapai 25 meter dan ditumpu tiga tangga setinggi 3 meter dari lantai dasar. Angka-angka tersebut menggambarkan tanggal, bulan, tahun, hari jadi Kabupaten Kediri, yakni 25 Maret 804 Masehi.Wisata Indonesia Surga Dunia.

e. Masjid Agung An- Nur Pare Kediri
http://2.bp.blogspot.com/-T76wX3Et3uQ/Tuih53x4NLI/AAAAAAAABig/3sWfS3FM1YU/s400/IMG_9353.JPG

Masjid ini terletak di Jalan Panglima Sudirman, Pare, Kediri, menjadi representasi penting untuk masyarakat setempat. Selain sebagai tempat ibadah, masjid yang dibangun pada tahun 1996 ini, juga merupakan pusat syiar Islam di Pare dan Kediri. Pembangunan masjid di tanah seluas sekitar 4 hektar ini sempat terhenti karena krisis moneter 1997, namun akhirnya berhasil diselesaikan dengan menelan biaya sekitar Rp. 200 milyar.
Biaya pembangunan itu sungguh besar untuk ukuran sebuah masjid, namun menjadi wajar bila ditengok dari bangunan masjid yang namanya diambil dari Kyai Nurwahid, pejuang Islam yang terkenal di Pare yang dimakamkan di Desa Tulung Rejo, Pare. Seperti kebanyakan masjid di Indonesia, arsitektur Jawanya bisa dilihat pada bentuk atap masjid, yaitu atap tajug untuk bangunan induknya dan atap joglo untuk bangunan tempat masuk. Agar terkesan ekspresif, atap tajug dirancang berebntuk piramid di bagian atasnya, dengan kemiringan sudut yang dipertajam sedemikian rupa, sehingga diperoleh kesan atap yang menjulang ke langit. Bangunan beratap tajug dan joglo itu, konon, telah dikenal sejak masa Kerajaan Kahuripan dan Doho. Dalam arsitektur tradisional Jawa, biasanya atap tajug atau joglo ditunjang 4 soko guru. Pada masjid An-Nur, setiap soko guru itu digandakan menjadi empat soko guru. Keempat soko guru ini disatukan oleh balok pengikat yang saling bersilangan di tengah dengan arah miring ke atas dan bersatu di titik puncak persilangan. Pada titik inilah balok pendukung space frame yang digunakan untuk konstruksi atap itu bertumpu. Struktur space frame dipilih untuk kerangka atap bertujuan untuk memberi kesan ringan yang diekspresikan oleh rerangka space frame tersebut, yang sengaja tidak ditutup dengan plafond, sehingga kontras dengan kesan kokohnya susunan balok dan soko-soko guru pendukungnya. Rancangan Masjid An-Nur ini diilhami oleh John Portman, arsitek asal Amerika. Salah satu elemen rumah yang paling menonjol adalah kolom-kolomnya. Kolom yang diledakkan atau dibengkokkan (exploded column), yang didalamnya dikosongkan dan difungsikan khususnya untuk sirkulasi antar ruang dan tangga yang menghubungkan lantai bawah dan lantai atas. Kolom yang dibengkokkan inilah yang digunakan perancang untuk kolom-kolom masjid bagian luar, dengan tujuan untuk memberi proporsi yang sesuai dengan jarak kolom yang membentengi tiga traffee bagian luar. Selain itu juga memberikan tampilan yang kontras antara kolom lingkar yang kokoh dengan bidang dinding kaca lebar yang transparan di lantai satu. Bidang dinding kaca ini diperlukan untuk memberi kesan bebas pada para jamaah dari dalam masjid yang ingin melihat ke taman di luarnya.
 Konsep arsitektur inilah yang mengantar Masjid An-Nur mendapat penghargaan Juara Pertama Sayembara Internasional untuk kategori Perancangan Arsitektural Masjid, termasuk pemanfaatan teknologi modern dalam arsitektur masjid. Penghargaan ini diberikan oleh Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia dalam rangka memperingati 100 tahun berdirinya Kerajaan Saudi, akhir Januari 1999 lalu.

2. Aspek Geografis
 Pare terletak 25 km sebelah timur laut Kota Kediri, atau 120 km barat daya Kota Surabaya. Pare berada pada jalur Kediri-Malang dan jalur Jombang-Kediri serta Jombang - Blitar. Sudah lama ada wacana Pare dikembangkan menjadi ibu kota Kabupaten Kediri, yang secara berangsur-angsur dipindahkan dari Kota Kediri. Namun niat ini tidak pernah serius dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten atau para Bupati yang menjabat. (mulai era Bupati H. Sutrisno, Wacana tersebut akhirnya benar-benar dibatalkan, karena akan mendapatkan protes dari warga di sebagian wilayah Kabupaten Kediri, terutama di daerah selatan-seperti Kras, Ngadiluwih, Kandat dan Ringinrejo dan di daerah barat sungai Brantas-seperti tarokan, Grogrol, Banyakan, semen dan Mojo. Sehingga diambil jalan tengah dengan menempatkan Pusat pemerintahan di wilayah Kec. Ngasem Kediri, tepatnya di Ds. Sukorejo (biasa disebut Katang) dan akan juga dibangun Pusat Bisnis di Wilayah Kota Baru Gumul.) Kota Pare yang berada pada ketinggian 125 meter di atas permukaan laut ini mempunyai udara yang tidak terlalu panas.

3.Aspek Ekonomi
Pare memiliki tanah yang subur bekas letusan gunung Kelud dan tidak pernah mengalami kekeringan. Produk agraria andalan dari Pare adalah bawang merah, biji mente dan melinjo. Sedangkan oleh-oleh khas dari Pare antara lain adalah tahu kuning dan gethuk pisang. Di Pare sudah lama bermunculan industri menengah bertaraf internasional, seperti industri plywood dan pengembangan bibit-bibit pertanian. Tempat-tempat rekreasi pun telah ada semenjak tahun 1970-an meskipun sederhana, seperti Pemandian "Canda-Bhirawa" Corah dan alun-alun "Ringin Budo"serta sentra ikan hias di dsn Surowono Desa Canggu.

4. Aspek Pendidikan
Pare terutama Desa Pelem dan Tulungrejo juga dikenal mempunyai potensi pengembangan kursus Bahasa Inggris. Saat ini lebih banyak bermunculan berbagai jenis bimbingan belajar terutama kursus-kursus Bahasa Inggris. Lebih dari 20 buah lembaga bimbingan belajar menawarkan kursus Bahasa Inggris dengan program program D2, D1 atau short course untuk mengisi waktu liburan.
Dalam hal ini, kota Pare sebagai pusat belajar Bahasa Inggris yang murah, efisien dan efektif sudah terkenal hingga keluar Pulau Jawa. Sebagai efek ikutannya, di daerah Tulungrejo sekarang muncul berbagai jenis tempat penginapan dan kost yang menampung para pelajar dan maupun pekerja. Tarif kos per orang bervariasi dari 50 ribu hingga 200 rb per bulan.
Pare merupakan kota Pendidikan dan kota adipura. Sekolah-sekolah favorit banyak berdiri di kota pare ini dari tingkat TK sampai dengan SMA. Seperti SMP Negeri 2 Pare yang merupakan sekolah bertaraf internasional. Pada tangkat SMA terdapat SMA Negeri 1 Pare dan SMA Negeri 2 Pare yang merupakan SMA kelas Internasional, dan juga ada MA Negeri Krecek. Kota Pare termasuk kota terbersih. Sehingga memperoleh penghargaan Adipura dari presiden.











BAB III
KESIMPULAN

            Mulai dari Bab Pendahuluan, Bab Pembahasan yang merupakan gambaran pengalaman penulis selama satu bulan di Pare Kediri Jawa Timur dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
A.   Kesimpulan
1.    Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mengantarkan manusia untuk mencapai tujuan dalam hidupnya.
2.    Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mampu menciptakan era baru yaitu era globalisasi.
3.    Era globalisasi menuntut manusia untuk mempu menjalin komunikasi dengan manusia di belahan dunia lain dengan menguasai bahasa intrnasional yaitu  bahasa inggris. Bahasa inggris juga merupakan bahasa ilmu pengetahuan, bahasa ekonomi dan sebagainya.
4.     Man Model Babakan Ciwaringin ingin mengantarkan anak- anak didiknya pada penguasaan bahasa inggris agar memiliki kemampuan untuk bersekolah pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi. Dengan mengirimkan anak- anak didiknya ke Pare Kediri yang dikenal dengan kampung inggris.
5.    Pare Kediri Jawa Timur adalah kota Budaya, kota Pendidikan, kota kecil terbersih yang telah mendapatkan penghargaan Adipura dari presiden dan kota yang memiliki keunikan komplit sehingga dapat dilihat dari berbagai aspek keilmuan.
B.   Saran
1.  Agar para pimpinan lembaga pendidikan mengikuti langkah- langkah yang ditempuh oleh MAN Model Babaka Ciwaringan Cirebon untuk mengirimkan anak- anak didiknya ke Pare Kediri Jawa Timur sebagai usaha persiapan anak- anak didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
2.  Agar para Pelajar dan para Generasi muda mengikuti kursus aplikasi baha inggris di Pare sebagai langkah penyesuan tuntutan era globalisasi. Sebab di Pare membuka kesempatan kepada siapa pun unbtuk mengikuti kursus bahas inggris, mulai dari usia pelajar sampai usia lanjut juga dari kalangan setatus sosial apapun.
C.   Penutup
     Tak ada kata- kata lain yang pantas penulis ucapkan kecuali ucapan Alhamdulillah atas karunia Alloh swt yang memberikan kemampuan kepada penulis untuk menyusun makalah pengalaman selama di Pare Kediri Jawa Timur yang di tugaskan oleh Bapak/ Ibu Guru. Semoga bermanfaat Amin.
والحمد لله رب العالمين
DAFTAR PUSTAKA
4.  ambhen.wordpress.com/2012/03/13/monumen-simpang-lima-gumul/