PARE
DITINJAU
DARI BERBAGAI ASPEK
Makalah
Di Ajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh nilai
dalam mengikuti mata pelajaran sosiologi
OLEH:
NURUL FAJRIYAH GOZALI
Siswa Kelas : X1 Fullday
MADRASAH ALIYA MODEL
BABAKAN CIWARINGIN CIREBON
JAWA
BARAT
2012
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Alloh swt yang telah memberikan kemapuan kepada penulis untuk
menyusun makalah ini.
Sholawat salam
semoga tetap mengalir kepada junjungan umat Islam yaitu Nabiyulloh Muhammad
saw, kepada para keluarga , sahabat- sabatnya.
Mulai dari tanggal 8 April 2012
sampai dengan 8 Mei 2012 penulis
mengikuti program pembelajaran Bahasa inggris di Kampung inggris yaitu di Pare
Kediri Jawa Timur. Selama di Pare penulis ntelah mendapatkan ilmu bahasa
inggris dan juga pengalaman yang meliputi berbagai aspek disiplin ilmu
pengetahuan. Dari pengalaman- penulis tersebut, penulis berusaha untuk
menuangkan dan menguaraikan dalam bentuk makalah yang memang ditugaskan dari Bapak/
Ibu Guru.
Penulis yakin bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan, masih ada kesalahan dan kekurangan baik penyusunan kalimat
maupun sistematikanya, maka penulis menerima kritik dan saran dari para pembaca
terutama bimbingan dari Bapak/ Ibu Guru. Harapan penulis semoga makalah yang
dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dan dapat memberikan informasi tentang keberadaan
Kampung Inggris di Pare Kediri Jawa Timur.
Cirebon,
16 Mei
2012
NURUL
FAJRIYAH
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi menjadikan kehidupan manusia semakin mnudah teruama untuk dapat
mewujudkan keinginannya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata
mebawa dampak yang luar biasa bagi kemampuan manusia untuk menjalin komunikasi
dengan manusia di belahan benua yang lainnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi menciptakan era baru yang disebut dengan era globalisasi seperti
sekarang ini yang sedang dialamai oleh manusia yang hidup di era sekarang ini.
Pada era globalisasi ini manusia dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai
dalam berkomunikasi dengan manusia dibelahan benua lain yang memiliki bahasa,
kultur, dan budaya yang berbeda- beda. Untuk mengatasi perbedaan bahasa
diseluruh dunia ini, masyarakat dunia memiliki kesepakatan bahwa bahasa inggris
sebagai bahasa internasional. Bahasa Inggris memiliki fungsi yang yang banyak
antara lain; 1). Sebagai alat komunikasi, 2). Sebagai bahasa ilmu pengetahuan,
3). Sebagai bahas Ekonomi dan lain sebagainya.
Bahasa inggris sebagai bahasa
ilmu pengetahuan atau dalam pengertian lain, bahasa inggris banyak digunakan
untuk mengkomunikasikan ilmu dari para ilmuwan, banyak buku- buku sebagai sumber
primer ilmu pengetahuan, yang menggunakan bahasa inggris. Oleh sebab itu maka
wajib bagi para pelajar untuk menguasai bahas inggris ini, agar nantinya pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi mampu membaca referensi- referensi buku ilmu
pengetahuan yang berbahasa inggris. Para pengelola pendidikan semakin sadar
akan kebutuhan bagi para peserta didiknya kedepan, termasuk didalamnya adalah MAN Model Babakan Ciwaringin – Cirebon. Upaya
yang di laksanakan oleh lembaga pendidikan ini adalah dengan mengikutkan peserta
didiknya kursus bahasa inggris ke derah Pare – Kediri – Jawa Timur.
Memang sejak dulu daerah Pare – Kediri –
Jawa timur itu terkenal di seluruh
pelosok tanah air Indonesia, sebagai kampung
inggris dan memang nyatanya penulis selama satu bulan mulai
tanggal; 8 April 2012 sampai dengan 8
Mei 2012 mengikuti kursus dan aplikasi bahasa inggris di Pare – Kediri – Jawa Timur berjumpa dengan anak-
anak yang datang ke pare, berasal dari berbagai penjuru indonesis, misalnya
dari Bali, dari Lombok Nusa Tenggara Barat, dari Bangka Belitung Sumatra Selatan
bahkan ada yang berasal dari perancis.
Dari latar belakang yang
penulis uraikan dan merupakan kenyataan yang penulis alami selama berada di daerah
Pare kediri Jawa Timur tersebut dan akan
penulis uraikan dalam BAB II Pembahasan, meliputi berbagai aspek ilmu
pengetahuan antara lain sebagai berikut ;
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Aspek Sejarah dan Budaya
Kecamatan
Pare menjadi terkenal di seluruh dunia karena di sinilah antropolog kaliber dunia, Clifford Geertz - yang saat itu masih
menjadi mahasiswa doktoral - melakukan penelitian lapangannya yang kemudian
ditulisnya sebagai sebuah buku yang berjudul The Religion of Java. Dalam buku
tersebut Geertz menyamarkan Pare dengan nama "Mojokuto". Di Pare,
antropolog ini sering berdiskusi dan berkonsultasi dengan Bapak S. Sunuprawiro
(alm), waktu itu menjadi wartawan Jawa Pos. Pak Sunu merupakan salah satu
narasumber yang membantu antropolog tersebut dalam menyelesaikan bukunya. Pare
termasuk kota lama. Ini terbukti dari keberadaan dua candi tidak jauh dari
pusat kota, yakni Candi
Surowono dan Candi Tegowangi, serta keberadaan patung
"Budo" yang berada tepat di pusat kota. Ketiga peninggalan ini
membuktikan bahwa Pare telah lahir ratusan tahun lalu. Hanya sampai sekarang
belum diketahui dengan pasti kapan kota Pare berdiri dan siapa pendirinya.
Candi
tegowangi terletak
di Desa Tegowangi, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Letaknya
sekitar 4 kilometer dari pusat kota Pare, Kediri. Tak sulit menjangkau candi
ini karena letaknya hanya satu kilometer dari jalan raya Pare–Mbogo. Tinggi
Candi Tuguwangi sekarang hanya 4,35
meter, dan berukuran 11,20 x 11,20 meter.
Menurut kitab pararaton,
candi ini merupakaan tempat pendhermaan Bhre Matahun. Sedangkan dalam kitab negara kertagama dijelaskan bahwa Bhre
Matahun meninggal tahun 1310 C (1388 M), maka diperkirakan candi ini dibangun
pada tahun 1400 di masa majapahit, karena pendhermaan seorang raja dilakukan 12
tahun setelah sang raja meninggal dengan upacara Srada. Secara umum candi
tegowangi berbentuk bujur sangkar dan menghadap ke barat. Pondasinya terbuat
dari bata, sedangkan balur kaki dan sebagian tubuh yang tersisa terbuat dari
batu andesit. Bagian kaki candi berlipit dan berhias. Tiap sisi kaki candi
ditemukan tiga panil tegak yang dihiasi raksasa(gana) duduk jongkok, kedua
tangan diangkat ke atas seperti mendukung bangunan candi. Di atasnya terdapat
tonjolan-tonjolan berukir melingkari kaki candi. Di atas candi terdapat sisi
genta yang berhias. Sekeliling tubuh candi dihiasi relief cerita Sudamala yang
berjumlah 14 panil, yaitu 3 panil di sisi utara, 8 panil di sisi barat, dan 3
panil di sisi selatan. Cerita ini berisi tentang pensucian Dewi Durga dalam
bentuk jelek dan jahat menjadi bentuk Dewi Uma dalam bentuk baik yang dilakukan
oleh Sadewa, Bungsu Pandawa.
Di halaman candi terdapat beberapa arca, yaitu Parwati, Ardhanari, Garuda
berbadan manusia, dan sisa-sisa bangunan candi di sudut tenggara. Candi ini
diyakini sebagai candi beraliran agama hindu.di sebelah kiri pintu masuk candi
ini terdapat budidaya lebah madu. Jadi kalau anda mengunjungi tempat ini anda
bisa membawa oleh-oleh madu asli.
b. Candi Surowono
Tidak jauh dari dusun Templek
tersebut terdapat sebuah area candi Surowono, Candi Surowono secara
administrasi terletak di Desa Canggu, kecamatan Pare, Kabupaten Kediri,
Propinsi Jawa Timur. Candi ini diperkirakan oleh para
arkeologi merupakaan pendharmaan Bhre Wengker dari masa Majapahit. Seperti yang
terawat dalam kitabnegara Kertagama bahwa Bhre Wengker meninggal pada tahun
1388 M di dharmakan di Curubhana. Candi ini diperkirakan didirikan pada tahun
1400 M karena pendharmaan seorang Raja dilakukan setelah 12 tahun raja itu
meninggal setelah dilakukan upacara Srada. Candi ini berdenah bujur sangkar
menghadap ke barat berukuran 7,8 x 7,8 m dengan tinggi 4,72 meter. Bagian
pondasinya terbuat dari bata sedalam 30 cm dari permukaan tanah. Secara
vertical arsitekturnya terdiri dari bagian kaki dan tubuh terbuat dari batu
andesit, sedangkan atapnya sudah runtuh. Candi Surowono berbentuk bujur
sangkar, bentuk candi ini Tambun berbeda dengan bentuk candi - candi periode
Majapahit lainnya yang langsing ataupun ramping. Pada keempat sudut candi
terdapat raksasa (gana) duduk jongkok lengan menyunggi ke atas seakan - akan
mendukung Prasawyapatha. Dibagian kaki terdapat relief binatang dan cerita
tantri. Relief tersebut berupa lembu dan buaya, burung dengan yuyu, singa
dengan petani, ular dengan binatang berkaki empat, gajah dengan badak, orang
dengan kera, kijang dengan burung, serigala, naga, kura - kura, itik dan ikan.
Salah Satu Relief Gana yang Ada disudut Candi terlihat
disisi yang lain Relief Gana yang telah kehilangan kepalanya. Kemudian di
masing - masing sisi terdapat tiga panil relief, sebuah panil besar diapat dua
panil kecil. Panil - panil besar dan panil kecil yang berada disudut barat daya
berelief cerita Arjuna Wiwaha. Penggambaran Reliefnya Arjuna diikuti dua
punakawan menghadapi babi hutan yang terkena anak panah. Tangan Kanan Arjuna
menunjuk anak panah dan tangan kiri berada di pinggannya. Di depan babi berdiri
Batara Siwa, tangan kanan dipinggangnya tangan kiri memegang busur.
Disisi yang lain panil kecil yang berada disudut timur laut
berilief cerita Bubuksah. Penggambarannya ada dua orang duduk berhadapan. Panil
kecil di sudut tenggara berelief cerita Sri Tanjung. Penggambarannya ada
seorang wanita naik ikan (Sri Tanjung) seorang laki - laki duduk, pergelangan
kaki kiri diletakkan dipaha kanan (Sidapaksa duduk di tepi sungai yang dilalui
roh Sri Tanjung). Pada bagian tubuh terdapat hiasan tonjolan- tonjolan bunga
teratai (Padma). Berdasarkan relief ceritanya Candi Surowono berlatar belakang
Agama Hindu. Sementara disekitar area masuk terdapat potongan - potongan dari
bagian candi yang tampak disusun dalam satu area yang membujur disepanjang
jalan masuk candi. Disana terdapat beberapa potongan dari bagian - bagian candi
baik kepala patung atau bagian yang lainnya.
c.
Gua Surowono
Pintu masuk Gua ini terletak di bawah rumpun
bambu yang ada di dusun Mbloran, panorama alam dusun Mbloran sangat eksotis,
jalanan masih alami tanah dengan rerumputan yang tumbuh di sisi kanan kirinya,
kesuburan terlihat didusun ini, hamparan sawah yang luas menghijau, tampak
bahwa daerah ini amat tercukupi dari segi pengairannya. Dibawah desa ini
mengalir sungai bawah tanah dalam rangkaian bangunan candi surowono yang oleh
masyarakat setempat disebut sebagai Gua Surowono. Konon Gua bawah tanah ini
adalah tempat persembunyian pasukan kerajaan dari musuh. sehingga pasukan raja
selalu menang dalam pertempuran, mereka memanfaatkan Gua bawah tanah ini untuk
menyerang musuh sewaktu2 apabila musuh lengah, terowongan ini juga menjadi
tempat tingggal raja untuk sementara disaat situasi genting. Akses menuju
lokasi ini tidak sulit, dari kota pare dapat ditempuh dengan mobil, motor
bahkan sepeda pancal, tetapi alangkah baiknya kita menggunakan sepedah pencal
karena hal yang unik dan patut kita contoh di kota kediri, Pare dan sekitarnya
adalah budaya menggunakan sepeda. Jalanan penuh dengan orang yang menggunakan
sepeda dan pejalan kaki, repot sekali kalau kita menggunakan motor. Setiap 10 m
sekali ditemukan banyak bengkel sepeda dan biasanya sekaligus tempat penyewaan
sepeda.Perjalanan susur Gua ini sangat menantang, karena Hanya bisa dipakai
satu jalur, tidak bisa dipakai 2 arah. Apabila kita sedang berada didalam Gua
dan kebetulan bertemu dengan rombongan dari arah lain, maka harus ada rombongan
yang mau mengalah. Dan yang paling penting sediakan senter dengan cadangan
batrerai yang cukup.
Perjalanan
menyusuri gua ini dilakukan dengan dengan 4 macam cara yaitu berjalan
normal/berdiri, di pintu ke-2 berjalan sambil jongkok, pintu ke-3 berjalan
sambil duduk, dan pintu ke-4 terakhir harus sambil merangkak/ berenang. Untuk
Masuk pintu pertama pun juga harus hati-hati, karena pintu goa kedalamannya 5m
dari permukaan tanah. Airnya jernih,
banyak ikan kecil berenang juga. Mata air banyak ngalir dari celah rumpunan
bambu.
Untuk jalur 1 Bagian dalam gua airnya mengalir cukup deras, banyak batuan tajam, harus berhati2 karena kaki akan mudah terluka.
Untuk jalur 1 Bagian dalam gua airnya mengalir cukup deras, banyak batuan tajam, harus berhati2 karena kaki akan mudah terluka.
Masuk ke jalur 2, harus berjalan merunduk. Karena atap gua lebih rendah, pada dinding goa, terdapat banyak ceruk atau semacam ruangan, cukup gelap dan dingin. Konon ceruk2 ini digunakan untuk bertapa. Disepanjang gua terdapat banyak jalan bercabang, sangat berpotensi menyesatkan bagi yang menyusurinya.
Di jalur ke-3 ini bener-bener jalan sambil jongkok, lorongnya lebih sempit dari jalur gua sebelumnya. Aliran Airnya teramat deras, dan kedalamannya setinggi dada orang dewasa. Untuk jalur ini harus lebih extra hati2. Agar tidak tersesat karena banyaknya jalan bercabang maka yang perlu diperhatikan adalah mengikuti kemana air mengalir.
Masuk jalur ke-4 kita harus dilakukan dengan merangkak, atau berenang. Dibutuhkan keberanian dan ketrampilan khusus untuk melewati jalur 4 ini. Serangkaian Perjalanan unik ini cukup memicu adrenalin, dan terlebih lagi adalah sisi historisnya yang menarik, yang menghanyutkan kita seolah berada pada masa kejayaan pemerintahan Raja Wengker.
d. Simpang Lima Gumul
Monumen Simpang
Lima Gumulmerupakan salah satu ikon baru dari kota kediri,Jawa Timur.berada
di persimpangan arah selatan ke Wates/pesantren, Timur Ke Gurah – Utara ke pagu
– arah timur laut ke Pare – dan arah ke Barat ke Kota Kediri.
Tujuan awal dibangunMonumen
Simpang Lima Gumul atau masyarakat sekitar menyingkatnya dengan
(SLG) adalah sebagai sentra ekonomi baru di Kabupaten
Kediri. Sehingga diharapkan roda perekonomian Kedirimakin
bertambah maju dengan adanya ikon baru.Monumen simpang
lima gumul merupakan bangunan pertama yang ada di indonesia
yang pembangunannya mirip dengan bangunan L’Arch de Triomphe yang berada di
paris prancis,mengapa tidak membuat monumen yang menggambarkan ciri khas Kota kediri,
bukankah kediri dahulu
kala merupakan pusat dari kerajaan besar yaitu kerajaan kediri.
Pembangunan monumen Simpang Lima Gumul sendiri diawali pada tahun
2003. Penggagas dari pembangunan monumen simpang lima Gumul sendiri adalah Bupati Kediri, Bapak Sutrisno. Monumen simpang lima gumul ini tepatnya
berada di Desa Tugu Rejo, Kecamatan Ngasem,kediri. Ada yang bilang monumen simpang lima gumul ini terinspirasi dari “Jongko Joyoboyo” Raja Kediri abad XII yang ingin menyatukan lima wilayah di Kabupaten Kediri. Secara bangunan fisik monumen Simpang Lima Gumul ini
mempunyai luas 804 meter persegi dan dengan tinggi bangunannya mencapai 25
meter dan ditumpu tiga tangga setinggi 3 meter dari lantai dasar. Angka-angka
tersebut menggambarkan tanggal, bulan, tahun, hari jadi Kabupaten Kediri,
yakni 25 Maret 804 Masehi.Wisata Indonesia Surga Dunia.
Masjid ini terletak di Jalan Panglima Sudirman, Pare, Kediri, menjadi representasi penting untuk masyarakat setempat. Selain sebagai tempat ibadah, masjid yang dibangun pada tahun 1996 ini, juga merupakan pusat syiar Islam di Pare dan Kediri. Pembangunan masjid di tanah seluas sekitar 4 hektar ini sempat terhenti karena krisis moneter 1997, namun akhirnya berhasil diselesaikan dengan menelan biaya sekitar Rp. 200 milyar.
Biaya pembangunan itu sungguh besar untuk ukuran sebuah masjid, namun
menjadi wajar bila ditengok dari bangunan masjid yang namanya diambil dari Kyai
Nurwahid, pejuang Islam yang terkenal di Pare yang dimakamkan di Desa Tulung
Rejo, Pare. Seperti kebanyakan masjid di Indonesia, arsitektur Jawanya bisa
dilihat pada bentuk atap masjid, yaitu atap tajug untuk bangunan induknya dan
atap joglo untuk bangunan tempat masuk. Agar terkesan ekspresif, atap tajug
dirancang berebntuk piramid di bagian atasnya, dengan kemiringan sudut yang
dipertajam sedemikian rupa, sehingga diperoleh kesan atap yang menjulang ke
langit. Bangunan beratap tajug dan joglo itu, konon, telah dikenal sejak masa
Kerajaan Kahuripan dan Doho. Dalam arsitektur tradisional Jawa, biasanya atap
tajug atau joglo ditunjang 4 soko guru. Pada masjid An-Nur, setiap soko guru
itu digandakan menjadi empat soko guru. Keempat soko guru ini disatukan oleh
balok pengikat yang saling bersilangan di tengah dengan arah miring ke atas dan
bersatu di titik puncak persilangan. Pada titik inilah balok pendukung space
frame yang digunakan untuk konstruksi atap itu bertumpu. Struktur space frame dipilih
untuk kerangka atap bertujuan untuk memberi kesan ringan yang diekspresikan
oleh rerangka space frame tersebut, yang sengaja tidak ditutup dengan plafond,
sehingga kontras dengan kesan kokohnya susunan balok dan soko-soko guru
pendukungnya. Rancangan Masjid An-Nur ini diilhami oleh John Portman,
arsitek asal Amerika. Salah satu elemen rumah yang paling menonjol adalah
kolom-kolomnya. Kolom yang diledakkan atau dibengkokkan (exploded column), yang
didalamnya dikosongkan dan difungsikan khususnya untuk sirkulasi antar ruang
dan tangga yang menghubungkan lantai bawah dan lantai atas. Kolom yang
dibengkokkan inilah yang digunakan perancang untuk kolom-kolom masjid bagian
luar, dengan tujuan untuk memberi proporsi yang sesuai dengan jarak kolom yang
membentengi tiga traffee bagian luar. Selain itu juga memberikan tampilan yang
kontras antara kolom lingkar yang kokoh dengan bidang dinding kaca lebar yang
transparan di lantai satu. Bidang dinding kaca ini diperlukan untuk memberi
kesan bebas pada para jamaah dari dalam masjid yang ingin melihat ke taman di
luarnya.
Konsep arsitektur
inilah yang mengantar Masjid An-Nur mendapat penghargaan Juara Pertama
Sayembara Internasional untuk kategori Perancangan Arsitektural Masjid,
termasuk pemanfaatan teknologi modern dalam arsitektur masjid. Penghargaan ini
diberikan oleh Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia dalam rangka memperingati 100
tahun berdirinya Kerajaan Saudi, akhir Januari 1999 lalu.
2. Aspek Geografis
Pare terletak 25 km sebelah timur laut Kota Kediri, atau 120 km barat daya Kota Surabaya. Pare berada pada jalur Kediri-Malang dan jalur
Jombang-Kediri serta Jombang - Blitar. Sudah lama ada wacana Pare dikembangkan
menjadi ibu kota Kabupaten Kediri, yang secara berangsur-angsur dipindahkan
dari Kota Kediri. Namun niat ini tidak pernah serius dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten atau para Bupati yang menjabat. (mulai era Bupati H. Sutrisno, Wacana
tersebut akhirnya benar-benar dibatalkan, karena akan mendapatkan protes dari
warga di sebagian wilayah Kabupaten Kediri, terutama di daerah selatan-seperti
Kras, Ngadiluwih, Kandat dan Ringinrejo dan di daerah barat sungai
Brantas-seperti tarokan, Grogrol, Banyakan, semen dan Mojo. Sehingga diambil
jalan tengah dengan menempatkan Pusat pemerintahan di wilayah Kec. Ngasem
Kediri, tepatnya di Ds. Sukorejo (biasa disebut Katang) dan akan juga dibangun
Pusat Bisnis di Wilayah Kota Baru Gumul.) Kota Pare yang berada
pada ketinggian 125 meter di atas permukaan laut ini mempunyai udara yang tidak
terlalu panas.
3.Aspek
Ekonomi
Pare memiliki tanah yang subur bekas letusan gunung Kelud dan tidak
pernah mengalami kekeringan. Produk agraria andalan dari Pare adalah bawang
merah, biji mente dan melinjo. Sedangkan oleh-oleh khas dari Pare antara lain
adalah tahu kuning dan gethuk pisang. Di Pare sudah lama bermunculan industri
menengah bertaraf internasional, seperti industri plywood dan pengembangan
bibit-bibit pertanian. Tempat-tempat rekreasi pun telah ada semenjak tahun
1970-an meskipun sederhana, seperti Pemandian "Canda-Bhirawa" Corah
dan alun-alun "Ringin Budo"serta sentra ikan hias di dsn Surowono
Desa Canggu.
4. Aspek
Pendidikan
Pare terutama Desa Pelem dan Tulungrejo juga dikenal mempunyai potensi
pengembangan kursus Bahasa Inggris. Saat ini lebih banyak bermunculan berbagai
jenis bimbingan belajar terutama kursus-kursus Bahasa Inggris. Lebih dari 20
buah lembaga bimbingan belajar menawarkan kursus Bahasa Inggris dengan program
program D2, D1 atau short course untuk mengisi waktu liburan.
Dalam hal ini, kota Pare sebagai pusat belajar Bahasa Inggris yang murah,
efisien dan efektif sudah terkenal hingga keluar Pulau Jawa. Sebagai efek
ikutannya, di daerah Tulungrejo sekarang muncul berbagai jenis tempat
penginapan dan kost yang menampung para pelajar dan maupun pekerja. Tarif kos
per orang bervariasi dari 50 ribu hingga 200 rb per bulan.
Pare merupakan kota Pendidikan dan kota
adipura. Sekolah-sekolah favorit banyak berdiri di kota pare ini dari tingkat
TK sampai dengan SMA. Seperti SMP Negeri 2 Pare yang merupakan sekolah bertaraf
internasional. Pada tangkat SMA terdapat SMA Negeri 1 Pare dan SMA Negeri 2 Pare yang
merupakan SMA kelas Internasional, dan juga ada MA Negeri Krecek.
Kota Pare termasuk kota terbersih. Sehingga memperoleh penghargaan Adipura dari
presiden.
BAB III
KESIMPULAN
Mulai
dari Bab Pendahuluan, Bab Pembahasan yang merupakan gambaran pengalaman penulis
selama satu bulan di Pare Kediri Jawa Timur dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1.
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mengantarkan manusia untuk mencapai tujuan
dalam hidupnya.
2.
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi mampu menciptakan era baru yaitu era
globalisasi.
3.
Era
globalisasi menuntut manusia untuk mempu menjalin komunikasi dengan manusia di
belahan dunia lain dengan menguasai bahasa intrnasional yaitu bahasa inggris. Bahasa inggris juga merupakan
bahasa ilmu pengetahuan, bahasa ekonomi dan sebagainya.
4.
Man Model Babakan Ciwaringin ingin
mengantarkan anak- anak didiknya pada penguasaan bahasa inggris agar memiliki
kemampuan untuk bersekolah pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu
Perguruan Tinggi. Dengan mengirimkan anak- anak didiknya ke Pare Kediri yang
dikenal dengan kampung inggris.
5.
Pare
Kediri Jawa Timur adalah kota Budaya, kota Pendidikan, kota kecil terbersih
yang telah mendapatkan penghargaan Adipura dari presiden dan kota yang memiliki
keunikan komplit sehingga dapat dilihat dari berbagai aspek keilmuan.
B. Saran
1. Agar para pimpinan lembaga pendidikan
mengikuti langkah- langkah yang ditempuh oleh MAN Model Babaka Ciwaringan
Cirebon untuk mengirimkan anak- anak didiknya ke Pare Kediri Jawa Timur sebagai
usaha persiapan anak- anak didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi
2. Agar para Pelajar dan para Generasi
muda mengikuti kursus aplikasi baha inggris di Pare sebagai langkah penyesuan
tuntutan era globalisasi. Sebab di Pare membuka kesempatan kepada siapa pun
unbtuk mengikuti kursus bahas inggris, mulai dari usia pelajar sampai usia
lanjut juga dari kalangan setatus sosial apapun.
C. Penutup
Tak ada kata- kata lain yang pantas penulis
ucapkan kecuali ucapan Alhamdulillah atas karunia Alloh swt yang memberikan
kemampuan kepada penulis untuk menyusun makalah pengalaman selama di Pare
Kediri Jawa Timur yang di tugaskan oleh Bapak/ Ibu Guru. Semoga bermanfaat
Amin.
والحمد
لله رب العالمين
DAFTAR PUSTAKA
4.
ambhen.wordpress.com/2012/03/13/monumen-simpang-lima-gumul/