Minggu, 30 September 2012


TIGA PESAN MORAL KEPEMIMPINAN MUHAMMAD SAW
Khutbah Jum'ah di Masjid Jami' Al Amin
Pebatan - Wnasari - Kab. Brebes
Oleh Drs. H. Imam Gozali, M.Pd.I
Jum'at Tgl 28-9-2012
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللهم صل على سيدنا وحبيبنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين أَمَّا بَعْدُ  
ايها الحاضرون رحم كم الله اوصيكم ونفسى بتقوا الله كما قال الله تعالى فى القراء ن الكريم اعوذ با الله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

HADIRIN SIDANG JUM’AT YANG DIMULYAKAN ALLOH
Sejak pengujung abad 20 yang lalu hingga abad ke 21 sekarang ini, diskursus, perdebatan, pembahasan mengenai pemimpin atau kepemimpinan mencuat ke permukaan. Ada dua penyebabnya;
 Yang pertama, banyak pemimpin dalam berbagai bidang terlibat pelanggaran moral.
Kedua, mungkin karena usia dunia yang kita tempati ini semakin menua, dunia kita sekarang sudak tidak kuasa lagi untuk melahirkan pemimpin-pemimpin besar (The great leader) seperti pada masa abad- abad terdahulu.
Kenyataan ini dikeluhkan oleh Jeremie Kubicek (2011) dalam bukunya yang kontroversial, “Leadership is Dead: How Influence is Riviving it” (kepemimpinan telah mati: bagaimana pengaruh yang merupakan inti kepemimpinan bisa dihidupkan kembali). Dikatakan, pemimpin sekarang lebih banyak menuntut (getting), bukan memberi (giving), menikmati (senang-senang), bukan melayani (susah-payah), dan banyak mengumbar janji, bukan memberi bukti.
HADIRIN SIDANG JUM’AT YANG DIMULYAKAN ALLOH
Dalam fiqih siyasah Al Islamiyah, moral yang menjadi dasar kebijakan dan tindakan pemimpin adalah kemaslahatan bangsa.
Dikatakan:
تصرف الا يما م على الرعيته معلق بالمسلحة
tasharruf al-imam `ala al-ra`iyyah manuthun bi al-mashlahah(tindakan pemimpin atas rakyat terikat oleh kepentingan atau kemaslahatan umum). Jadi, pemimpin wajib bertindak tegas demi kebaikan bangsa, bukan kebaikan diri dan kelompoknya semata.
Kaidah ini diambil dari implementasi moral kepemimpinan baginda Nabiyulloh Muhammad SAW seperti disebutkan dalam Alquran karim,
ôs)s9 öNà2uä!%y` Ñ^qßu ô`ÏiB öNà6Å¡àÿRr& îƒÍtã Ïmøn=tã $tB óOšGÏYtã ëȃ̍ym Nà6øn=tæ šúüÏZÏB÷sßJø9$$Î/ Ô$râäu ÒOŠÏm§
 “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS al-Taubah [9]: 128).
HADIRIN SIDANG JUM’AT YANG DIMULYAKAN ALLOH
Ada tiga sifat (moral) kepemimpinan yang di implementasikan oleh Nabiyulloh Muhammad SAW  disaat kapasitas belia sebagai pemimpin Umat, sebagai Pewnglima perang dan sebagai pemimpin Negara yang terdapat dalam surat At Taubah ayat 128 tersebut:
Pertama,  عزيز عليه ما عنتم (berat dirasakan oleh Nabi penderitan orang lain). Dalam bahasa modern, sifat ini disebut sense of crisis, yaitu kepekaan atas kesulitan rakyat yang ditunjukkan dengan kemampuan berempati dan simpati kepada pihak-pihak yang kurang beruntung.
Secara kejiwaan, empati berarti kemampuan memahami dan merasakan kesulitan orang lain. Empati dengan sendirinya mendorong simpati, yaitu dukungan, baik moral maupun material, untuk mengurangi derita orang yang mengalami kesulitan.
Kedua,    حريص عليكم  بالمؤ منين (amat sangat berkeinginan agar orang lain aman dan sentosa). Dalam bahasa modern, sifat ini dinamakan sense of achievement, yaitu semangat yang mengebu-gebu agar masyarakat dan bangsa meraih kemajuan. Tugas pemimpin, antara lain,  menumbuhkan harapan dan membuat peta jalan politik menuju cita-cita dan harapan itu.
Ketiga,   رؤف الرحيم (pengasih dan penyayang). Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Nabi Muhammad SAW adalah juga pengasih dan penyayang. Orang-orang beriman wajib meneruskan kasih sayang Allah dan Rasul itu dengan mencintai dan mengasihi umat manusia. Kasih sayang (rahmah) adalah pangkal kebaikan. Tanpa kasih sayang, sulit dibayangkan seseorang bisa berbuat baik. Orang yang tak memiliki kasih sayang, tak bisa diharap kebaikan darinya.”
HADIRIN SIDANG JUM’AT YANG DIMULYAKAN ALLOH
Menurut pendapat ulama besar dunia, Rasyid Ridha, tiga moral ini wajib hukumnya untuk dimiliki oleh seorang pemimpin. Karena, tanpa ketiga moral ini, seorang pemimpin,  bisa dipastikan tidak akan mampu bekerja untuk rakyat, tetapi bekerjanya hanya sekedar untuk kepentingan dirinya sendiri dan sekedar menorehkan namanya dalam diskripsi atau narasi sejarah, juga hanya untuk mencari popularitas serta  memperkaya diri, dan kelompoknya saja. Maka betapa pentingnya moralitas bagi seorang pemimpin.
HADIRIN SIDANG JUM’AT YANG DIMULYAKAN ALLOH
Demikian khutbah singkat yang mampu saya sampaikan semoga dalam pesta demokrasi pada tanggal 7 Oktober 2012 nanti, kita masyarakat brebes mampu memilih dan memilah pemimpin yanbg ideal sebagaimana yang telah di implementasikan oleh Baginda Nabiyulloh Muhammad saw dan mampu membangun Brebes dengan baik di segala sektor kehidupan masyrakat Brebes, terutama di bidang Ekonomi, , Kesehatan Pendidikan sebagai peningkjatan sumber daya manusia, dan syiar  Agama…Amin.

برك الله لي  ولكم في القر ء ن العظيم ونفعني وايا كم بما فيه من الايات وذكرالحكيم اقول قول هذا فا ستغر الله العظيم انه هوالغفور الرحيم