Sabtu, 16 April 2011

Konsep pendidikan menurut A. Malik fajar (Kurikulum Menejemen Berbasis Sekolah )

KONSEP
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM
PROF. DR. H. ABDUL MALIK FAJAR, MSc

DiSusun Oleh : DRS. H. IMAM GOZALI

A. PENDAHULUAN

Memang Pendidikan di Indonesia selalu menghadapi permasalahanr yang sangat kompleks dan memerlukan pembenahan dan perhatian dari berbagai pihak secaran serius. Tindakan mengambil kesimpulan atau menjastis, bahwa pendidikan di Indonesia itu gagal secara keseluruhan, itu tidaklah obyektif. Apa lagi, kesimpulan kegagalan pendidikan di Indonesia tersebut dengan hanya membandingkan dengan negara tetangga Singapura, Malaysia, dan lain sebagainya.
Indonesia memiliki banyak permasalahan dibidang pendidikan, begitu pula Indonesia mempunyai problematika pendidikan yang berbeda dengan negara-negara tersebut, baik dilihat dari pendekatan historis lahirnya bangsa ini, luasnya wilayah Indonesia, dan begitu banyaknya jumlah penduduk Indonesia. Maka mengatakan kegagalan pendidikan di Indonesia dengan tolok ukur negara lain itu kurang obyektif
Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan bermutu, jika proses belajar mengajar berlangsung secara menarik dan menantang, sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Proses pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu dan relevan dengan pembangunan. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efisien perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas pendidikan yang optimal, diharapkan akan dicapai
keunggulan sumber daya manusia yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas diperlukan manajemen pendidikan yang dapat memobilisasi segala sumber daya pendidikan. Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen peserta didik yang isinya merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya. Faktafakta dilapangan ditemukan sistem pengelolaan anak didik masih menggunakan cara-cara konvensional dan lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang memberi perhatian kepada pengembangan bakat kreatif peserta didik. Padahal Kreativitas disamping bermanfaat untuk pengembangan diri anak didik juga merupakan kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling tinggi bagi manusia. Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubahnya dan mengujinya lagi sampai pada akhirnya menyampaikan hasilnya. Dengan adanya kreativitas yang diimplementasikan dalam sistem pembelajaran, peserta didik nantinya diharapkan dapat menemukan ide-ide yang berbeda dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga ide-ide kaya yang progresif dan divergen pada nantinya dapat bersaing dalam kompetisi global yang selalu berubah.
Di zaman yang sudah modern ini, pendidikan juga masih dianggap sebagai kekuatan utama dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju berkembangnya ilmu dan teknologi. Persepsi masyarakat ini kiranya telah mampu memobilisasi kaum cerdik cendikia untuk selalu merespon secara stimulan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan berikut unsur-unsur yang terkait yang berpotensi positif bagi keberhasilan pendidikan.
Secara sosiologis pendidikan selain memberikan amunisi memasuki masa depan, ia juga memiliki hubungan dialektikal dengan tranformasi sosial masyarakat. Transformasi pendidikan selalu merupakan hasil dari trasformasi sosial masyrakat, dan begitupun sebaliknya. Berbagai pola dan corak sistem pendidikan menggambarkan corak dari tradisi dan budaya sosial masyarakat yang ada. Maka hal yang paling mendasar yang perlu diperhatikan adalah suatu sistem pendidikan dibangun guna melaksanakan “amanah masyarakat” untuk menyalurkan angota-anggotanya ke posisi-posisi tertentu. Artinya, suatu sistem pendidikan bagaimanapun harus mampu menjadikan dirinya sebagai mekanisme alokasi posisional bagi civitas akademika untuk memasuki masa depannya. Banyak usaha telah dilakukan oleh para pemikir, praktisi dan pelaku pendidikan untuk mengkonstruksinya sebagai amunisi memasuki masa depan. Dalam konteks ini kiranya nama Prof Dr. H. Abdul Malik Fadjar bisa dinyatakan sebagai salah seorang pakar dan sekaligus praktisi pendidikan di negri ini, gagasan - gagasannya dan kebijakan-kebijakannya selalu mendapat respon positif bagi kemajuan pendidikan. Intelektualitas dan kapabilitasnya dibidang pendidikan bisa dilihat dari sejarah hidup yang diabdikannya pada lembaga-lembaga pendidikan yang dipimpinnya sehingga mencapai kualifikasi academic exellence dan kompetitif advantage di era global. Pemikiran beliau yang prinsip tentang pendidikan Islam yaitu mengenai bagaimana mengenalkan pendidikan yang betul-betul mampu menggambarkan integrasi keilmuan. Yaitu melakukan rekonstruksi terhadap realitas keilmuan yang bersifat dualisme atau (dikotomis, seperti dalam istilah Prof.Dr.Abdurrahman Mas’ud, MA, Ph.D didalam buku karya beliau“ Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik”). Dengan pertimbangan di atas maka penyusun makalah ini menjadikan Prof. Dr. H. Abdul Malik Fadjar, MSc.
sebagai tokoh utama dalam penulisan makalah ini yang penulis beri judul: “Konsep Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fajar” Alasan atau argumen subyektif penulis makalah memilih beliau untuk dikaji dalam makalah ini karena beliau memiliki latar belakang pendidikan yang bernuansa Islam seperti dari PGA kemudia PGAA lalu memperoleh gelar sarjana mudanya dari IAIN kemudian sarjana lengkapnya dari IAIN dan kiprah pengabdiannya juga di IAIN kemudia Malik Fadjar pernah menjabat sebagai Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama RI, dan pada gilirannya beliau di nobatkan menjadi Menteri Agama RI di era Habibie dan istimewanya beliau dipercaya untuk menjadi Menteri Pendidikan Nasional di era Megawati.
(http://www.pelita.or.id/images/headerbaru.gif Pelita, Minggu 30 Mei 2010)


B. PANDANGAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN

Pendidikan memiliki definisi yang sangat luas dan dapat dilihat dari berbagai sudut.
1. Definisi Umum
Pendidikan dapat diartikan sebagai Suatu metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara dan pembuatan mendidik
3. Menurut Undang-Undang
a. UU SISDIKNAS No. 2 tahun 1989 : Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang
b. UU SISDIKNAS NO: 20 tahun 2003: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
4. Definisi secara Etimologi (Bahasa)
a. Bahasa Arab : berasal dari kata Tarbiyah, dengan kata kerja Rabba yang memiliki makna mendidik atau mengasuh. Jadi Pendidikan dalam Islam adalah Bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani dan akal anak didik sehingga bisa terbentuk pribadi muslim yang baik.
b. Bahasa Yunani : berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata “paid” artinya anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak (the art and science of teaching children)
5. Psikologi
Pendidikan adalah Mencakup segala bentuk aktivitas yang akan memudahkan dalam kehidupan bermasyarakat.
C. ABDUL MALIK FAJAR DAN KONSEP PEMIKIRANNYA

C.1. Biografi dan Riwayat Pendidikan A. Malik Fajar
Prof. Dr. H. Abdul Malik Fadjar memiliki nama lengkap Abdul Malik Fadjar yang dilahirkan di Yogyakarta tanggal 22 Februari 1939. Ia adalah anak ke empat dari tujuh bersaudara dari pasangan Fadjar Martodiharjo dan Hj. Salamah Fadjar.
Abdul Malik Fajar memiliki riwayat pendidikan antara lain;
• Sekolah Rakyat di Magelang (selama 6 tahun)
• Pendidikan Guru Agama Pertama di Magelang (selama 4 tahun)
• Pendidikan Guru Agama Atas di Yogyakarta (2 tahun)
Pada tahun 1963 ia meneruskan pendidikan ke jenjang sarjana muda di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, Malang. Kemudian dilanjutkan lagi hingga meraih gelar sarjana tahun 1972. Beliau adalah lulusan tahun 1972 dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel, Malang. Begitu lulus beliau mengajar di almamaternya dan menjadi Sekretaris Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel hingga tahun 1979.
Setelah itu, Abdul Malik Fadjar mendapat kesempatan melanjutkan studi di Department of Educational Research, Florida State University, Amerika Serikat. Disana beliau meraih gelar Master of Science tahun 1981. Kemudian beliau dipercaya untuk menjabat sebagai Dekan FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (Unmuh Malang), tahun 1983-1984. Lalu menjabat Rektor di dua universitas yakni; Unmuh Malang dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) hingga tahun 2000.
Pada tahun 2000, beliau diangkat menjadi guru besar di IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
C.2. Riwayat Pekerjaan A. Malik Fajar

Abdul Malik Fadjar memulai karirnya sebagai guru agama di SD Taliwang (1959-1960), guru SMI, guru agama pada SGBN Sumbawa Besar dan Guru Agama pda SMPN Sumbawa besar dan kepala SMEP. Beliau langsung menjadi guru selepas lulus dari Pendidikan Guru Agama Atas (PGAA) Negeri Yogyakarta tahun 1959. Setelah menjadi guru agama selama empat tahun. Pada 1963 Abdul Malik fajar kembali di Jawa karena panggilan tugas belajar, yaitu Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel di Malang. Begitu lulus dari IAIN Sunan Ampel Malang beliau mengajar di almamaternya dan menjadi Sekretaris Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel hingga tahun 1979.
Setelah lulus dari studi di Department of Educational Research, Florida State University, Amerika Serikat. Disana ia meraih gelar Master of Science tahun 1981. Kemudian ia dipercaya untuk menjabat sebagai Dekan FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (Unmuh Malang), tahun 1983-1984. Lalu menjabat Rektor di dua universitas yakni Unmuh Malang dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) hingga tahun 2000.
Pada tahun 2000, ia diangkat menjadi guru besar di IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Pada masa kepemimpinan Presiden B.J. Habibie beliau diangkat menjadi Menteri Agama dan pada era kepemimpinan Megawati Soekarnoputri beliau diangkat menjadi Menteri Pendidikan Nasional.
(http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/a/abdul-malik-fadjar/index.shtml )

C.3.Karya-karya Abdul Malik Fajar

Karya-karya yang dihasilkan oleh Prof. Dr. H. A. Malik Fadjar, MSc antara lain:
• Kuliah Agama Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1981).
• Kepemimpinan Pendidikan (Malang: Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang,1983)
• Dunia Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan (Malang:UMM Press,1989)
• Dasar-dasar Administrasi Pendidikan (Yogyakarta: Aditya Media, 1993)
• ReorientasiWawasan Pendidikan dalam Muhammadiyah dan NU (Malang: UMM Press,1993)
• Visi Pembaharuan Pendidikan Islam (Jakarta: LP3NI, 1998)
• Madrasah Tantangan Modernitas (Bandung: Mizan, 1998)
• Reorientasi Pendidikan Islam (Jakarta: FadjarDunia, 1999)
• Pendidikan, Agama, Kebudayaan dan Perdamaian (Malang: UIN Malang Perss, 2004)
• Sintesa Antara Perguruan Tinggi denagn Pesantren (Malang: UIN Malang Press, 2004)
• Berbagai artikel dan makalah yang dimuat berbagai media, baik nasional maupun internasional.

C.4. Konsep Pendidikan Islam Menurut Prof. Abdul Malik Fajar, MSc

1. Pengertian Pendidikan Islam

Mengutip dari tulisan H. Mutamam yang berjudul “Pendidikan Agama Menjadi Menjadi Pendidikan Penting Di Dunia Moderen” Menyebutkan dengan mengutip pendapat Prof Dr. H. Malik Fajar, MSc bahwa, dalam sejarah pendidikan Indonesia maupun dalam studi pendidikan, sebutan “Pendidikan Islam” umumnya dipahami sebagai ciri khas jenis pendidikan yang berlatar belakang keagamaan. Demikian pula batasan yang ditetapkan di dalam sebuah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Adalah Zarqawi Soejoeti (1986) yang memberikan pengertian terperinci, yaitu:
• Pendidikan Islam adalah jenis pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat dan semangat ke Islaman.
• Pendidikan Islam adalah jenis pendidikan yang memberiakn pengertian dan sekaligus menjadikan ajaran Islam sebagai pengetahuan untuk program studi yang diselenggarakan.
Pendidikan Islam adalah jenis pendidikan yang mencakup kedua pengertian diatas. (Lihat A. Malik Fajar, Reorientasi Pendidikan Islam, Cet. I; Yayasan Pendidikan Islam Fajar Dunia, Jakarta Timur, 1991 h. 31.) http://WWW.daneprairie.com
Oleh karena itu kalau kita ingin menatap masa depan dendidikan Islam yang mampu memainkan peran strategis dan memperhitungkan untuk dijadikan pilihan, maka aperlu ada keterbukaan wawasan dan keberanian dalam memecahkan masalah-masalahnya secara mendasar dan menyeluruh, seperti berkaitan dengan hal-hal berikut ini:
o Kejelasan antara yang dicita-citakan dengan langkah operasionalnya.
o Pemberdayaan kelembagaan yang ada dengan menata kembali sistemnya.
o 3.Perbaikan, pembahqaruan dan pengembangan dalam sistem pengelolaan atau menejemen.
o Peningkatan SDM yang diperlukan.

2. Tujuan Pendidikan Islam
Penulis makalah ini dalam menguak pemikiran Prof. Dr. H. Abdul Malik Fajar, MSc mencoba mengutip pendapat dan pengamatan dari seorang praktisi pendidikan, Dr.Aswandi (Dosen FKIP Untan), bahwa, praktek penyelenggaraan pendidikan Islam selama ini sering mengalami benturan antara tradisional dan modern dan kelemahan posisioning kelembagaan pendidikan Islam itu sendiri, misalnya konsep pendidikan Islam yang memposisikan Islam dan ilmu pengetahuan secara dikotomis, bahkan lebih naif lagi jika penyelenggaraan pendidikan Islam dibatasi hanya pada organisasi masyarakat Islam semata. Selanjutnya Aswandi mengutip pendapat Prof. Dr. H. Abdul Malik Fadjar, MSc dalam buku “Membuka Jendela Pendidikan” mengatakan “Keberadaan sistem pendidikan Islam seharusnya ditempatkan dalam kerangka tujuan sosiologis, artinya bagaimana menempatkan sistem pendidikan Islam dalam alokasi posisional yang setara dengan sistem sekolah lainnya. Kerangka posisional tersebut mengimplementasikan adanya mandat dari masyarakat yang harus dijalankan oleh sistem pendidikan Islam dengan menyalurkan anggota-anggotanya ke dalam posisi-posisi tertentu. Samuel Bowless menyarankan bagaimana sistem pendidikan Islam mampu mencari struktur status dari generasi ke generasi, daripada membantu menimbulkan mobilitas antar kelas. Mekanisme alokasi posisional juga menyarankan suatu sistem pendidikan Islam memiliki kemampuan yang besar dalam menyerahkan lulusannya sesuai selera masyarakat secara luas. Juga menyarankan adanya mobilitas yang kuat dari masyarakat untuk mengakhiri jenjang pendidikan yang setinggi-tingginya, dan sistem pendidikan Islam yang berkualitas.
3. Peran Pranata Pendidikan

Konsep pemikiran Prof. Dr. malik Fajar teatang peran pranata kependidikan adalah bahwa, pendidikan sebagai praktisi pembangunan bangsa: telaah atas peranan pranata kependidikan melalui pranata pendidikan, berbagai Kegiatan pendidikan menjadi kekuatan riil bagi proses pembangunan bangsa.
Lebih lanjut beliau mengemukakan bahwa, untuk mengetahui peranan pranata pendidikan berikut ini adalah pranata pendidikan;
o - peranan guru dan pemimpin pendidikan
o - peranan pedidikan lembaga-lembaga pendidikan formal
o - peranan lembaga keagamaan sebagai wadah kependidikan
nonformal
o - peranan pusat-pusat keilmuan sebagai wadah kegiatan penelitian
o - peranan pusat seni sebagai wadah pandidkan dan kebudayaan.

selama ini perananpranata kependidikan masih tampak bergerak sendiri-sendiri dan belum membentuk sinergi positif yang mendukung proses pembangunan bangsa. Masing-masing lebih banyak melihat duniannya sendiri dan kurang membuka dan saling memberi akses. Sehingga, makna pendidikan mengalami “penyempitan” dan “reduksi”. Bahkan “mandek”, terkurung dalam system sekolah, madrasah, dan perguruan tinggi.

4. Menejemen Pendidikan MBS

Didalam buku Holistika yang dikutip oleh ………………….. Pemikiran Pendidikan, A. Malik Fadjar mengemukakan tentang pemikiran-pemikirannya mengenai dunia kepandidikan Indonesia. Menurutnya pendidikan nasional harus mempunyai visi dan misi. Visi misi itu bertumpu pada kenyataan:
- perjalanan kehidupan berbangsa di Negara Indonesia
- suasana yang diliputi konflik yang terjadi
- pembenahan dikala krisis
- di antara aneka persoalan bangsa
- peradaban dan kebudayaan
Singkatnya pendidikan nasional mengemban visi dan misi integrasi nasional, martabat kemanusiaan, spiritual dan moralitas bangsa, kecerdasan dan kecakapan hidup.
Selain itu A. Malik Fadjar berpendapat bahwa menejemen pendidikan harus di ganti dari Manajemen Berbasis Kurikulum menjadi Menejemen berbasis sekolah. MBS sebagai realisasi dari desentralisasi pendidikan. Sedikitnya ada empat bentuk yang perlu di identifikasi, anrat lain:
- dekonsentrasi, yaitu pelimpaha sebagian kewenangan atau tanggung jawab admininstratif ke tingkat yang lebih rendah
- delegasi, yaitu pelimpahan atau pemindahan tanggung jawab manajerial dan fungsional ke organiasasi di luar struktur birokrasi
- devolusi, yaitu penguatan dan penciptaan unit pemerintah di daerah
- privatisasi atau swatanisasi, yaitu pemberian wewenang secara penuh kepada swasta untuk merencanakan, manjalankan dan mengevaluasi seluruh system yang di kontruksi.
MBS ditawarkan sebagai salah satu alternative jawaban pemberian otonomi daerah di bidang pendidikan, mengingat prinsip dan kecenderungan yang masih mengembalikan pengelolaan manajemen sekolah kepada pihak-pihak yang dianggap paling mengetaui kebutuhan sekolah. Oleh karena itu jika kita semua sedang gencar berbicara tenteng reformasi pendidikan, maka dalam konteks MBS tema sentral yang diangkat adalh isu desentralisasi. Desentralisasi dalam pengertian sebagai pengalihan tanggung jawab pemerintah pusat ke pemerintah daerah dalam hal perencanaan, manajemen, penggalian dana dan alokasi sumber daya.

D. PENUTUP

Prof. Dr. Malik fajar, MSc sebagai pemerhati, praktisi dan pakar pendidikanadalah sebagai tokoh yang memiliki keunikan sebab beliau merupakan sarjana lulusan dari pendidikan yang bernuansa agama yang selama dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang di Indonesia. Namun beliau mampu menepis anggapan miring dan diskriminatif terhadap produk pendidikan Islam terutama yang dikelola oleh Departemen Agama RI, buktinya beliau sempat dinobatkan menjadi Menteri Pendidikan Nasional di Era Megawati Sukarno Putri.
Kemudian gagasan dan pemikiran dibidang pendidikan yang beliau kemukakan didalam buku- buku karya beliau sangat mendapat respon positif dari bergai pihak utamanya dari para pemerhati pendidikan dan pakar pendidikan. Diantara konsep pemikiran tentang pendidikan yang beliau tawarkan adalah:
• Rekontruksi dan rekontruksi pendidikan Islam dari Dikotomik menjadi Nondikotomik. Sudah berlangsung lama praktek penyelenggaraan pendidikan Islam selama ini, sering mengalami benturan antara tradisional dan modern dan kelemahan posisioning kelembagaan pendidikan Islam itu sendiri, misalnya konsep pendidikan Islam yang memposisikan Islam dan ilmu pengetahuan secara dikotomis, bahkan lebih naif lagi jika penyelenggaraan pendidikan Islam dibatasi hanya pada organisasi masyarakat Islam semata.
• “Keberadaan sistem pendidikan Islam seharusnya ditempatkan dalam kerangka tujuan sosiologis, artinya bagaimana menempatkan sistem pendidikan Islam dalam alokasi posisional yang setara dengan sistem sekolah lainnya. Kerangka posisional tersebut mengimplementasikan adanya mandat dari masyarakat yang harus dijalankan oleh sistem pendidikan Islam dengan menyalurkan anggota-anggotanya ke dalam posisi-posisi tertentu.
• Menejemen Pendidikan berbasis Sekolah sebagai realisasi desentralisasi penyelenggaraan pendidikan dengan menwarkan Menejemen Berbasis Sekolah (MBS) agar sekolah memiliki kebebasan dalam mengelola Pendidikan

Demikian makalah ini disusun dengan berbagai sisi keterbatasan dan kekurangan penyusn didalam menemukan sumber- sember aslinya, maka penyusun mohon kritik dan saran serta masukan serta informasi keberadaan karya- karya iklmiyah A. Malik Fajar sangat penulis harapkan, demi perbaikan makalah ini. Semoga ada manfaatnya makalah ini bagi siapa saja yang membaca dan khusunya bagi penyusun. Amin.

Daftar Pustaka

1. http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/a/abdul-malik-fadjar/index.shtml
2. (http://www.pelita.or.id/images/headerbaru.gif Pelita, Minggu 30 Mei 2010)
3. http://WWW.daneprairie.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar